post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Rabu, 28 Maret 2012

Candi Kuno Jombang Diduga Simpan Harta Karun Berupa Emas





Jombang, - Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Jombang Tidak menampik jika bangunan gua mirip candi di Desa Sumbernongko Kecamatan Ngusikan diduga menyimpan harta karun. 

Diduga didalam candi tersebut ada banyak harta karun seperti, anting kuno, mahkota raja, kalung kerajaan, serta topeng kuno. Semua barang kuno itu terbuat dari emas. Hanya saja, untuk bangunan tersebut ia menyebut saluran irigasi bukan candi. 

Dugaan yang dilontarkan adik kandung budayawan Emha Ainun Najib alias Cak Nun ini bukan tanpa alasan. Sebelumnya, di tetangga desa Sumbernongko juga pernah ditemukan lorong mirip gua. Didalam didalam lorong tersebut juga terdapat struktur bangunan mirip benteng kerajaan. 

Di sekitarnya juga terdapat mahkota emas, anting emas, dan barang berharga lainnya. Gua itu terdapat di desa Made atau sekitar 2 kilometer dari Sumbernongko. 

Sebenarnya, kata Nasrullah, pihaknya bersama dengan arkeolog dari Jakarta sudah melakukan penelitian. Hanya saja, upaya itu terhenti karena belum mendapat ijin dari Perum Perhutani. 

Maklum, wilayah penelitian itu memasuki area Perhutani. Pria yang akrab disapa Cak Nas ini memastikan, situs yang ditemukan warga Sumbernongko punya keterkaitan dengan dengan situs yang ada di desa Made. Bahkan bangunan itu merupakan satu kesatuan. 

"Dugaan sementara bangunan itu adalah saluran irigasi zaman kerajaan kuno," tambahnya. 

Zaman kerajaan apa? Cak Nas belum berani memastikan. Menurutnya, saluran itu sudah ada sebelum zaman Majapahit, namun bangunan itu mendapatkan perbaikan lagi pada zaman Majapahit. Bangunan itu, lanjut Cak Nas, yang ke arah timur tambus hingga Trowulan Mojokerto. 

Sedangkan yang ke arah barat tembus hingga wilayah Sambeng, Lamongan. Namun berdasarkan legenda masyarakat sekitar, bangunan itu adalah lorong yang digunakan oleh maling Cluring untuk mencuri barang berharga di kerajaan Majapahit. Hanya saja asumsi tersebut sangat lemah. 

Sebab menurut Cak Nas, bangunan sebesar itu tidak mungkin dilakukan oleh personal seperti maling Cluring. Namun melibatkan institusi yang lebih besar semacam kerajaan. 

Atas temuan warga Sumbernongko itu, Disporabudpar akan segera melakukan koordinasi dengan BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Pubakala) yang ada di Trowulan. Harapannya, peninggalan yang masuk dalam cagar budaya itu bisa diselamatkan. Khusus kepada warga ia berharap agar tidak merusak segala temuan yang ada di dalam situs tersebut. "Saat ini kami akan melakukan koordinasi dulu dengan BP3 Trowulan," pungkas Cak Nas. 



Sumber: http://www.beritajatim.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar